SAOKAREBA – Distribusi pupuk subsidi tambak dari Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI belum tersalur ke daerah.
Sejak tahun 2021, pupuk subsidi tambak bukan lagi ditangani oleh Kementrian Pertanian RI, melainkan di Kementrian KKP RI.
Kepala Dinas Kelautan Perikanan (DKP) Luwu Timur, Alimuddin Natsir mengatakan pupuk subsidi petani tambak, sejak 2021, 2022 dan tahun ini tidak ada.
Alimuddin mengatakan belum ada kabupaten/kota di Sulsel, bahkan Indonesia mendapat distribusi pupuk subsidi tambak dari Kementrian KKP RI.
“Jadi tidak benar kalau ada daerah lain dapat pupuk subsidi untuk tambak. Sesuai koordinasi ke DKP Sulsel, tidak ada distribusi pupuk subsidi tambak turun ke daerah,” katanya.
Informasi itu diterima DKP Sulsel juga dari Kementrian KKP RI, bahwa 2021, 2022 sampai sekarang, pupuk subsidi tambak tidak ada.
“Kalau tahun 2023 sementara dibahas, kemungkinan dalam bentuk sarana dan prasarana,” jelasnya.
Ia menambahkan, Dirjen Perikanan dan Budidaya KKP telah menyurat ke DKP kabupaten dan provinsi. Dirjen bersurat untuk permintaan mengirimkan rencana kebutuhan pupuk subsidi tambak 2022, saat itu.
Surat ini kata Alimuddin sudah ditindaklanjuti, dengan mengirimkan sebanyak jumlah kelompok budidaya perikanan 139 kelompok dengan jumlah pembudidaya 249 orang.
Kemudian total luas lahan reel 8.386 Ha, dengan kebutuhan pupuk urea subsidi sesuai kriteria 3.294.400 kilogram atau setara dengan 3.294 ton.
“Data yang diminta oleh dirjen itu sudah kami kirim semua, kami daerah sisa menunggu dari kementrian KKP RI,” katanya.
Karena pupuk tidak ada, DKP Luwu Timur mengambil langkah alternatif untuk petani tambak.
“Sebenarnya kami tidak bisa tidur nyenyak kalau tidak ada pupuk, makanya kami ambil alternatif lain untuk petani,”
Pertama, memberikan pelatihan pakan mandiri, bantuan kelompok sarana dan prasarana, di Tabaroge, Kecamatan Wotu sudah berhasil.
Kedua kata dia, penyuluh sudah berinovasi, dimana limbah ikan dijadikan pakan mandiri.
Penyuluh juga menciptakan probiotik dimana merubah pembusukan yang bisa membunuh ikan jadi makanan ikan.
“Dengan inovasi ini, produksi kami meningkat dari tahun ke tahun, pupuk subsidi itu perangsang, petani sudah banyak alternatif,” kata Alimuddin.
“Kami tidak tinggal diam soal pupuk ini, cuma dari kementrian saja belum ada turun, kami tidak tidur nyenyak, kami terus menunggu dan koordinasi,” jelas Alimuddin.
Adapun produksi ikan tambak dan laut 2021 sebanyak 315.585.50 ton dan tahun 2022 sebanyak 318.944.61 ton.