SAOKAREBA – PT Citra Lampia Mandiri (CLM) bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Luwu Timur.
Investigasi dilakukan untuk mencari penyebab banyaknya material kayu di Sungai Malili, Jumat (23/2/2024).
Masyarakat Kabupaten Luwu Timur khususnya yang berada di pelataran pinggir sungai Malili dihebohkan dengan sungai tersebut.
Selain karena airnya keruh karena curah hujan yang tinggi, juga karena banyaknya kayu yang ikut terbawa arus.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lutim, Andi Makkaraka menjelaskan, setelah mendapat kabar, dirinya langsung memerintahkan jajarannya untuk menelusuri penyebab dan asal kayu-kayu tersebut.
“Laporan tersebut langsung segera saya tindaklanjuti setelah mendapat arahan dari bapak Bupati Luwu Timur dengan memerintahkan Tim DLH untuk melakukan penelusuran sepanjang Sungai Malili dan Pongkeru,” kata Andi Makkaraka Sabtu (24/2/2024).
Adapun hasil pantauannya ialah banjir kali ini tidak seperti biasanya.
Banjir dengan warna air seperti warna lempung (tidak merah) dan membawa material kayu mulai pagi sampai siang, merupakan banjir kiriman dari hulu sungai Pongkeru yang masuk wilayah Sulawesi Tenggara.
Andi Makkaraka mengatakan ini didasarkan pada investigasi tim DLH, BPDD dan PT CLM di sepanjang aliran Sungai Pongkeru dari hilir ke hulu.
Dan berdasarkan laporan dari masyarakat di Desa Larui, Kecamatan Tolala, Provinsi Sulawesi Tenggara, memang telah terjadi banjir besar pada tanggal 22 Februari malam yang menyapu dan membawa semua material di bantaran Sungai.
“Saya juga sudah melihat video banjir yang dikirim oleh Kepala Desa Larui melalui Tim DLH Lutim, warna air luapan banjir persis sama dengan yang didapatkan di sungai Pongkeru Dusun Labose Desa Pongkeru yaitu mirip warna lempung berlumpur,” terang Andi Makkaraka.