Sabtu, Oktober 4, 2025
No menu items!
spot_imgspot_img
BerandaPemerintahanDPRD Luwu TimurRusdi Layong Cek Sungai Tercemar Minyak Mentah PT Vale di Lioka

Rusdi Layong Cek Sungai Tercemar Minyak Mentah PT Vale di Lioka

SAOKAREBA – Anggota DPRD Luwu Timur, Rusdi Layong, mengecek rembesan minyak yang mencemari sungai di Dusun Molindowe, Desa Lioka, Kecamatan Towuti.

Insiden kebocoran pipa minyak hingga minyak mentah berwarnah hitam pekat mencemari lingkungan sekitar terjadi pada Sabtu 23 Agustus 2025.

Menurut Rusdy, kondisi area yang tercemar akibat tumpahan kebocoran pipa minyak HSFO menunjukkan adanya sedikit perbaikan dibandingkan sebelumnya.

“Kami melihat keseriusan PT Vale dalam melakukan pengendalian pencemaran dengan menurunkan semua tim kerja sejak pagi hingga malam hari,” kata Rusdi Layong.

Rusdi mengatakan, penanganan tidak boleh berhenti hanya pada tahap tanggap darurat saja.

“PT Vale setelah menyelesaikan tahap tanggap darurat, dapat segera melakukan langkah-langkah pemulihan (recovery) terhadap aliran sungai, jaringan irigasi,”

“Serta lahan pertanian yang terdampak, sehingga para petani dapat kembali menggarap sawah mereka sebagaimana mestinya,” tegasnya.

Beberapa petak sawah warga di Desa Lioka, Kecamatan Towuti, Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel), berubah menjadi kolam minyak.

Pasca pipa minyak PT Vale Indonesia bocor Sabtu, 23 Agustus 2025, sekitar pukul 07.30 Wita.

Minyak mentah warna hitam pekat seperti oli kotor yang bersumber dari pipa bocor masuk ke jaringan irigasi dan sawah petani setempat.

Akibatnya, sawah yang diharapkan petani menghasilkan padi, kini pupus, sawah terisi dengan minyak. Videonya beredar di media sosial.

Petani pun resah, karena sawahnya terancam tidak bisa lagi ditanami padi untuk waktu yang lama.

rusaknya pipa minyak PT Vale Indonesia bukan baru kali pertama terjadi, melainkan sudah tiga kali.

Terungkap pada rapat darurat di Aula Kantor Camat Towuti.

Rapat diikuti External PT Vale, BPBD Luwu Timur, dinas sosial, ketua dan anggota Komisi III DPRD Luwu Timur, Sabtu siang.

Sejumlah masyarakat, petani yang terkena dampak dari kerusakan atau bocornya pipa minyak ini juga hadir.

Warga Lioka menuturkan, bocornya pipa minyak PT Vale Indonesia bukan yang pertama kali.

“Sudah tiga kali terjadi, dan yang sekarang ini paling parah,” keluh warga tersebut.

Pernah sebelumnya kata dia, pipa bocor sekitar tahun 2000.

Dampak yang harus dirasakan petani, lahan baru bisa kembali produksi empat tahun kemudian atau pada 2024.

“Dan sekarang kami kena lagi dampaknya,” ujar warga tersebut.

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -spot_img

Most Popular