Kamis, November 28, 2024
No menu items!
spot_imgspot_img
BerandaPemerintahanPemkab Luwu TimurSoal Stunting, Camat Tomtim Kutip Perkataan Bupati Luwu Timur

Soal Stunting, Camat Tomtim Kutip Perkataan Bupati Luwu Timur

SAOKAREBA – Untuk menurunkan prevalensi stunting di Kecamatan Tomoni Timur, khususnya di Desa Cendana Hitam, diadakan rembuk stunting pada Senin (8/7/2024) di aula kantor desa.

Musyawarah ini dibuka oleh Camat Tomoni Timur, Yulius, didampingi Sekdes Cendana Hitam, Nyoman Winarto, Ketua BPD, Babinsa Cendana Hitam, dan perwakilan PKM Tomoni Timur.

Hadir juga seluruh anggota BPD, Kader Tri Bina (BKB, BKL, dan BKR), kepala dusun, RT, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta pendamping desa Kecamatan Tomtim.

Desa Cendana Hitam adalah desa ketiga di Kecamatan Tomoni Timur yang mengadakan rembuk stunting, setelah Desa Margomulyo dan Desa Alam Buana.

Camat Yulius menekankan pentingnya koordinasi dan kerja sama berbagai pihak untuk menurunkan angka stunting.

Tujuan utama rembuk ini adalah untuk mengurangi stunting pada anak-anak melalui pemahaman dan tindakan bersama.

Selain itu, rembuk ini juga bertujuan untuk menyusun Rencana Aksi yang komprehensif dan terintegrasi untuk penanganan stunting.

“Rembuk stunting ini bertujuan meningkatkan koordinasi antar lembaga pemerintah, organisasi non-pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat,” kata Yulius.

Ia menambahkan bahwa semua pihak harus memiliki pemahaman yang sama dan terlibat langsung dalam upaya menurunkan angka stunting, meskipun saat ini tidak ada kasus stunting di Desa Cendana Hitam.

Yulius juga mengutip pernyataan Bupati Luwu Timur yang menegaskan bahwa penanganan stunting harus ekstra luar biasa dengan melibatkan semua pihak terkait, karena angka stunting bisa naik jika penanganannya salah.

Sekdes Cendana Hitam, Nyoman Winarto, mengatakan bahwa saat ini tidak ada kasus stunting di desa tersebut. Yang ada hanyalah pasien dengan penyakit bawaan yang dikategorikan stunting.

“Untuk anggaran penanganan stunting di Cendana Hitam, kita sudah siapkan Rp 31 juta rupiah di APBDes,” ujarnya.

Dalam diskusi, Kader BKR mengusulkan agar posyandu remaja segera diaktifkan. Posyandu Remaja akan diadakan setiap hari Sabtu, dengan fokus pada pemberian vitamin dan PMT serta sosialisasi risiko pernikahan dini dan pengaruhnya terhadap bayi.

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -spot_img

Most Popular