SAOKAREBA – Anggaran Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Luwu Timur tahun 2024 ditambah. Diketahui, tahun 2023 anggaran pokok dinas pertanian hanya Rp 46.233.783.600. Pada tahun 2024, mencapai Rp 81.615.687.214.
“Jadi tahun ini ada peningkatan untuk anggaran dinas pertanian, selisihnya sekitar Rp 23,4 miliar lebih dari tahun sebelumnya,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Luwu Timur, Amrullah, Kamis (22/2/2024).
Amrullah menambahkan, ditambahnya anggaran dinas pertanian itu untuk menunjang kegiatan sarana dan prasarana.
“khusus nya kepada Pengadaan bibik ternak yang tahun ini mencapai Rp 4,4 miliar di tahun lalu hanya 2,3 Miliar, “katanya
Kemudian, jalan Usaha tani tahun 2023 hanya dianggarkan Rp 5,9 miliar dan tahun ini meningkat Rp 12,7 miliar lebih.
“Jadi ada beberapa kegiatan sarana prasarana yang anggarannya ditambah untuk menunjang kebutuhan petani kita,” katanya
Ia menambahkan, Keseluruhan anggaran dinas pertanian ini juga termasuk gaji dan tunjangan Pengawai yang mencapai Rp 25,3 miliar.
Sebelumnya, terkait dengan pertumbuhan di sektor pertanian, Budiman mengungkapkan bahwa, tahun depan Pemerintah Kabupaten Luwu Timur akan menambah anggaran kurang lebih Rp 19 miliar untuk pengadaan sarana dan prasarana pertanian.
“Melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan telah menganggarkan beberapa kebutuhan sarana parasana pertanian seperti pengadaan benih padi, pengadaan belerang untuk pengendalian OPT, bantuan hand traktor, pompa, mesin tanam dan alsintan lainnya,” ucap Budiman.
Tidak hanya itu, juga ada pembangunan jaringan iriigasi desa, pembangunan jalan usaha tani, bantuan sektor perkebunan bibit dan saprodi, bantuan sektor peternakan sapi, unggas dan obat-obat kesehatan hewan.
“Semoga bantuan-bantuan yang telah diberikan dapat dimanfaatkan dan dipelihara sebaik mungkin dalam jangka waktu yang lama,” tambah Budiman.
Budiman pun berharap agar sinergitas dan kolaborasi warga bersama penyuluh pertanian dari dinas terkait dapat menciptakan inovasi yang terbarukan baik dari sisi teknologi maupun pola efektifitas bercocok tanam tepat guna sebagai barometer pertanian di daerah dan menjadi percontohan di kecamatan lain.