SAOKAREBA – Plafon ruang kelas belajar (RKB) SDN 271 Apundi, Kecamatan Towuti, Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel), ditemukan roboh, Rabu (17/7/2024) pagi.
Dalam insiden itu, tidak ada murid yang jadi korban tertimpa plafon yang roboh. Plafon roboh pada Selasa (16/7/2024) malam.
“Astagfirullah, bangunan baru, baru berapa bulan, satu ruangan jatuh (plafon) semua, untung sekali tidak ada siswa (murid) di dalam,” kata guru di ruang kelas itu.
“Jaga mi ki juga kelas ta di sebelah, menakutkannya ini,” pinta guru tersebut kepada rekannya.
Puing plafon nampak menimpa meja dan bangku murid di sekolah tersebut. Adapun rangka plafon dari baja ringan.
Kasus robohnya plafon ruang kelas belajar SDN 271 Apundi, Kecamatan Towuti direspon Anggota DPRD Luwu Timur, Alpian.
Alpian mendorong aparat penegak hukum untuk melakukan klarifikasi terhadap pihak terkait, mengingat proyek tersebut terhitung baru.
“Kami mendorong penegak hukum untuk mengklarifikasi pekerjaan ini yang dikabarkan terhitung baru selesai, tetapi sudah mengalami kerusakan seperti itu,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan bahwa pihaknya tidak tinggal diam dan akan membahas masalah ini bersama dewan lainnya, terutama dengan komisi yang membidangi pendidikan.
“Kami akan memanggil pihak terkait untuk mengklarifikasi mengapa plafon yang terhitung baru bisa ambruk seperti itu,” tambah Alpian.
Alpian menegaskan bahwa dirinya tidak ingin langsung menyalahkan siapa pun dalam kasus ini. “Kami mendorong agar penegak hukum serius menangani kasus ini,” tegasnya.
Ia juga menyoroti adanya video yang beredar terkait kejadian tersebut, yang menunjukkan bahwa bangunan tersebut terhitung baru tetapi cepat ambruk. “Jika seperti itu, berarti ada kesalahan dalam perencanaan atau pelaksanaan proyek,” kata Alpian.
Untuk diketahui, plafon yang ambruk ini merupakan bagian dari proyek tahun 2023 untuk pembangunan ruang kelas bertingkat. Proyek tersebut didanai oleh anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) 2023 sebesar Rp 1,5 miliar dan dikerjakan oleh CV Kalani Care