SAOKAREBA – Dinas Kesehatan Luwu Timur menhambut baik kunjungan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Sulawesi Selatan di Bumi Batara Guru.
Rombongan disambut Staf Ahli Pembangunan, Rapiuddin Tahir didampingi Sekretaris Dinkes Lutim, Andi Tulleng, di Aula Dinkes, Kamis (25/7/2024).
Pertemuan tersebut untuk membahas pencegahan dan penanggulangan penyakit HIV/Aids di Lutim.
Staf Ahli Pembangunan, Rapiuddin Tahir mengucapkan selamat datang di Bumi Batara Guru, dimana IPM Lutim dilihat dari sisi pendidikan, kesehatan dan termasuk ekonomi masyarakat yang luar biasa.
“Mudah-mudahan dengan kedatangan KPA Sulsel beserta rombongan dapat memberikan pengetahuan bagi kami bagaimana mencegah AIDS ini bisa berkurang di Kabupaten Luwu Timur,” ucap Rapiudin.
Sekretaris Dinkes, Andi Tuleng menambahkan, salah satu yang menjadi tanggung jawab KPA Lutim yaitu tentang Perangkat Jejaring Anggota Tim AIDS (Pajung Anti AIDS) dan kegiatan ini sudah sampai pada tataran regulasi di tingkat kecamatan.
“Kami dari kabupaten mengkoordinir lintas SKPD, kecamatan yang mengeksekusi desa dalam hal penanganan AIDS tersebut,” jelas Andi Tulleng.
Sementara Tim Asistensi KPA Sulsel, Prof Arlin Adam mengatakan, sampai hari ini KPA di Lutim benar-benar sangat survive, dimana sumber dayanya yang sangat vital disini adalah finansial, sekretariat, kelembagaan dan SDM.
“Semua ini berkat komitmen, kebijakan dari pimpinan daerah. Karena itu, melalui bapak Gubernur tentu kami sampaikan apresiasi kepada Pemerintah Luwu Timur terkait partisipasinya yang sungguh sangat antusias, berkinerja dalam penanggulangan AIDS,” kata Arlin Adam.
Lebih lanjut, Ia mengatakan bahwa KPA Lutim merupakan motor penggerak yang tentunya mempunyai peran yang strategis didalam mengkoordinasi seluruh sektor-sektor karena hambatan terbesar dalam upaya penanggulangan HIV AIDS adalah keterlibatan sektor lain.
“Persoalan HIV ini secara anatomi bersifat sangat kompleks, maka dengan gaya pencegahan yang sifatnya sektoral tentu tidak bisa mendapatkan hasil yang signifikan jika cara penanganannya biasa-biasa saja,” jelas Asistensi KPAP Sulsel.
“Ketika persoalan seksual sebagai jalur penularan masuk dalam mekanisme pasar, maka pasti HIV akan abadi dalam sebuah wilayah, sehingga yang perlu kita lakukan adalah bagaimana perkembangan itu kita bisa hadir sebagai pengendali resiko,” tambahnya.
Terakhir Prof. Arlin Adam menyampaikan, seluruh instansi yang terkait sebenarnya adalah pengurus KPA dimana diharapkan sebagai instansi yang memimpin penyelenggaraan program.
“Jika ini tidak ada maka kita kalah bergerak, laju penularan semakin kencang, cepat dan semakin berbahaya lagi apabila di dukung dengan penularan diam-diam dalam artian tanpa diketahui, karena HIV ini berdiam pada tubuh secara tidak terdeteksi dan mempunyai gejala. Maka dari itu kita berharap warga peduli AIDS (WPA) bisa dimaksimalkan,” terang Asistensi KPAP Sulsel.
Turut hadir, Bagian Kesra Sekdakab Lutim, Kepala OPD terkait, Sekretariat KPA Lutim.